Dari Sampah Jadi Karya, Warga Sekayu Semarang Ramaikan Lomba Kreasi Ecobrick

Semarang – Warga Kelurahan Sekayu, Kecamatan Semarang Tengah, Kamis pagi (12/6) berlomba membuat kursi, bunga, dan hiasan unik dari sampah plastik bekas makanan ringan yang dipadatkan dalam botol. 

Itulah ecobrick, hasil karya warga dalam lomba kreasi Ecobrick tingkat kelurahan yang diikuti oleh ibu-ibu dari 15 RT seKelurahan Sekayu.

Salah satu karya yang menyita perhatian adalah meja rias mungil karya warga RT 3 RW 2. Bentuknya ringkas, cocok untuk remaja.

Dengan sentuhan dekorasi bunga dari plastik bekas permen dan bungkus ciki. Selain itu, terdapat tempat sampah yang terbuat dari gallon bekas.

Hasilnya, karya peserta nomor undi 1 ini mendapatkan juara Lomba Ecobrick.

“Kami membuat ini seminggu, dicicil sedikit-sedikit. Ada 40 KK di RT kami, masing-masing menyumbang satu ecobrick,” cerita Siti Puji Rojiba, salah satu peserta lomba yang juga warga RT 3 RW 2.

Diakui, bapak-bapak juga ikut membantu. Sampah yang dimasukkan ke botol, lalu dipadatkan dengan kayu. “Satu botol minimal harus 2 ons biar kuat,” ujarnya.

Siti mengaku awalnya kesulitan saat membuat ecobrick. Karena membutuhkan tenaga ekstra untuk memadatkan sampah ke dalam botol.

Kendati demikian, antusiasme warganya tak padam. Karena jika dilakukan beramai-ramai jadi tambah semangat.

“Sekalian ngajarin anak-anak juga supaya tahu cara mengelola sampah,” tambahnya. 

Menurutnya, lomba ini bukan sekadar ajang kompetisi.

Namun, wujud nyata dari semangat gotong royong dan kepedulian lingkungan yang tumbuh di tengah masyarakat. 

Karena, di balik setiap karya, ada tangan-tangan ibu rumah tangga, anak-anak muda, hingga bapak-bapak yang bergotong royong mengolah sampah anorganik menjadi barang bernilai.

Lurah Sekayu, Dwi Ratna Nugraheni, menjelaskan, kegiatan lomba kreasi Eco Green tingkat Kelurahan Sekayu untuk mendukung program Wali Kota Semarang, yaitu Semarang Bersih. 

Di Sekayu, pilah sampah sudah digerakkan sejak setahun lalu. “Sekarang kami ingin lebih menggeliatkan lagi lewat kreasi ecobrick,” katanya.

Menurutnya, ecobrick bukan sekadar tren. Namun, langkah kecil yang berdampak besar untuk mengurangi timbunan sampah plastik sekali pakai.

Dengan sedikit kreativitas, botol-botol berisi sampah bisa disulap menjadi kursi, meja rias, rak buku, hingga hiasan dinding.

Kriteria penilaian lomba cukup ketat. Yakni, inovasi, kekuatan dan kepadatan ecobrick, estetika kreasi, hingga cara peserta mempresentasikan hasil karyanya.

“Total hadiah senilai Rp 2 juta pun disiapkan secara swadaya, tanpa menggunakan anggaran pemerintah,” imbuhnya.

Ketua TP PKK Kecamatan Semarang Tengah, Elyana Aniceto Magno Da Silva, sangat kagum atas partisipasi warga.

“Luar biasa! Ini murni dari masyarakat sendiri. Tidak pakai APBD, tapi hasilnya sangat kreatif dan bernilai. Ini mendukung program pemerintah kota untuk Semarang Bersih, bahkan bisa jadi contoh bagi kelurahan lain,” tandasnya

Ia berharap, kegiatan pengelolaan sampah plastik semacam ini bisa menjadi contoh kelurahan lain. Utamanya di Kecamatan Semarang Tengah.

“Nanti kami akan lombakan di tingkat kecamatan, sehingga menambah motivasi pengurangan sampah,” harapnya. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *